Teratai Bulan Desember


TERATAI BULAN DESEMBER

Oleh: Alam Terkembang

di keruh air tawar dia apungkan secais renung.

selembar daun – baru saja – mendayungkan tirakat kecil. bermeditasi mengukur kedalaman perasaan. bahwa dia harus bertelimpuh di selasar air matanya. malam memang masih jauh. tapi lebih dahulu dia gegai dan bilur. tersebab arus waktu bergerak lebih cepat dari senyumnya yang ungu.

hujan bertitah akan turun tepat janji. membawa dua potong ayat untuk kelopak mata dan juga hatinya yang sayu. musim kemarau ia lenguhkan parau. pukau masih tumbuh menghangatkan angin tenggara. anak-anak pesisir menyuntingnya sebagai ibu. musim tak pernah abadi. “datanglah sebelum merasa rindu.” katanya.

sebagaimana petang lebih disukai hujan – temurun menaburkan kisah lewat bunga air dan petak genang – adalah metafor yang ingin diritualkan sekaligus diperangus. meski perlahan sendi-sendinya menua, kian susut penuh bimbang. ia tak ingin penutup cerita musim ini dililit hambar.

masih membayang di dadanya yang apung, isyarat rindu pada air saat merengkuhnya di riak kolam. demikian dia dipersunting kemarau. hari-hari penuh pikat dan juga ranggas. kukira begitu pun engkau, bertandang dengan sederet kenang dan akan lampau jadi rasa tempiar.

Payungsekaki, 9 Desember 2019

Posting Komentar

2 Komentar